Kemiskinan dalam Agama Kristen

Kemiskinan dalam Agama Kristen
BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
Kemiskinan belum juga punah dari muka bumi, meskipun selalu dibicarakan, diteliti dan dikurangi bahkan dipentaskan hampir sepanjang masa dengan berbagai program. Walau ekonomi terus tumbuh, kemiskinan tetap saja tidak punah.
Konsep kemiskinan pada zaman perang akan berbeda dengan konsep kemiskinan pada zaman merdeka dan modern sekarang ini. Seseorang dikatakan miskin atau tidak miskin pada zaman penjajahan dahulu akan berbeda dengan saat ini. Demikian juga dari sisi tempat, konsep kemiskinan di negara maju tentulah berbeda dengan konsep kemiskinan di negara berkembang dan terkebelakang. Mungkin keluarga yang tidak memiliki televisi atau kulkas, seseorang yang tidak  dapat membayar asuransi kesehatan, anak – anak yang bermain tanpa alas kaki, seseorang yang tidak memiliki telepon genggam, akses internet dan lainnya di Negara – negara Eropa dapat dikatakan miskin. Namun tidak demikian di negara kurang berkembang seperti Negara – negara di Afrika.
Kemiskinan di sebagian negara justru ditandai dengan kelaparan, kekurangan gizi, ketiadaan tempat tinggal, mengemis, tidak dapat sekolah, tidak punya akses air bersih dan listrik.


B.                 Rumusan Masalah
Adapun masalah – masalah yang akan di bahas dalam makalah ini yaitu, sebagai berikut :
1.                  Apa itu Kemiskinan ?
2.                  Sebutkan Definisi Kemiskinan menurut para ahli ?
3.                  Apa Penyebab Internal dan Eksternal dari Kemiskinan ?
4.                  Dampak dari Kemiskinan ?
5.                  Bagaimana cara menanggulangi Kemiskinan ?
6.                  Bagaiman Perspektif Kekristenan dalam Kemiskinan
C.                 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :
1.                  Agar dari pengertian kemiskinan, para pembaca lebih mengenal apa itu kemiskinan sesungguhnya.
2.                  Agar pembaca dapat mengetahui apa yang menyebabkan kemiskinan baik secara internal maupun eksternal.
3.                  Agar pembaca dapat mengetahui apa saja dampak daripada kemiskinan.
4.                  Agar pembaca dapat mengetahui cara dalam menanggulangi kemiskinan.
5.                  Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana pandangan Iman Kristen terhadap kemiskinan.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.                Pengertian Kemiskinan
Secara etimologis “Kemiskinan” berasal dari kata “miskin” yang artinya tidak berharta benda dan serba kekurangan. Orang disebut miskin jika dalam kadar tertentu sumber daya ekonomi yang mereka miliki di bawah target atau patokan yang telah ditentukan.
Kemiskinan adalah keadaan terjadinya ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. 
Kemiskinan merupakan gambaran dari kondisi sulit seperti kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari – hari, sandang, perumahan, kesehatan, kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai.
Kemiskinan adalah hal umum yang menyangkut masalah ekonomi, agama, social, politik, dan paham – paham lainnya. Kemiskinan tidak memandang usia, mulai dari balita, remaja, orang dewasa dan orang tua. Kemiskinan terjadi dimana – mana, dikota, didesa, dan di Negara seluruh dunia.

B.                 Definisi Kemiskinan menurut Para Ahli
1.                  Frank Ellis
Menyatakan bahwa kemiskinan memiliki berbagai dimensi yang menyangkut aspek ekonomi, politik dan social – psikologis.
2.                  Dalam Panduan Keluarga Sejahtera
Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana tidak sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan yang dimiliki dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam memenuhi kebutuhannya.




C.                 Penyebab terjadinya Kemiskinan
-                    Penyebab Internal Kemiskinan
Penyebab internal merupakan penyebab yang timbul diri individu yang menyebabkan terjadinya kemiskinan.
1.                  Fisik
Misalnya : cacat, kurang gizi dan sakit – sakitan.
2.                  Intelektual
Misalnya : kurangnya pengetahuan.
3.                  Mental emosi
Misalnya : malas, mudah menyerah dan putus asa.
4.                  Spiritual
Misalnya : penipu, serakah dan tidak disiplin


-                    Penyebab Eksternal Kemiskinan
Merupakan penyebab yang berasal dari luar.
1.                  Sumber daya alam yang tipis
2.                  Koruptor



D.                Dampak Kemiskinan
1.                  Pengangguran
Merupakan dampak dari kemiskinan, berhubungan dengan pendidikan dan keterampilan merupakan hal yang sulit diraih masyarakat, maka masyarakat sulit untuk berkembang dan mencari pekerjaan  yang layak untuk memenuhi kebutuhan. Dikarenakan sulit untuk bekerja, maka tidak adanya pendapatan membuat pemenuhan kebutuhan sulit, kekurangan nutrisi dan kesehatan, dan tak dapat memenuhi kebutuhan penting lainnya.
2.                  Kriminalitas
Merupakan dampak lain dari kemiskinan. Kesulitan mencari nafkah mengakibatkan orang lupa diri sehingga mencari jalan cepat tanpa mempedulikan halal atau haramnya uang sebagai alat tukar guna memenuhi kebutuhan.
3.                  Putusnya sekolah dan kesempatan pendidikan
Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan rakyat miskin putus sekolah karena tak lagi mampu membiayai sekolah. Putus sekolah dan hilangnya kesempatan pendidikan akan menjadi penghambat rakyat miskin dalam menambah keterampilan, menjangkau cita – cita dan mimpi mereka. Ini menyebabkan kemiskinan yang dalam karena hilangnya kesempatan untuk bersaing dengan global dan hilangnya kesempatan mendapatkan pekerjaan yang layak.

4.                  Kesehatan sulit untuk didapatkan
Karena kurangnya pemenuhan gizi sehari – hari akibatnya kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya. Belum lagi biaya pengobatan yang mahal di klinik atau rumah sakit yang tidak dapat dijangkau masyarakat miskin. Ini menyebabkan gizi buruk atau banyaknya penyakit yang menyebar.
5.                  Buruknya generasi penerus
Jika anak – anak putus sekolah dan bekerja karena terpaksa, maka akan ada gangguan pada anak – anak itu sendiri seperti gangguan pada perkembangan mental, fisik dan cara berfikir mereka

E.                 Cara Menanggulangi Kemiskinan
1.                  Pemerintah harus membuka lapangan pekerjaan.
2.                  Memberi pelatihan ketrampilan bagi masyarakat miskin.

F.                  Perspektif  Iman Kristen dalam Kemiskinan
Kemiskinan tidak pernah dikehandaki oleh Allah. Manusia lah yang menghendaki kemiskinan itu terjadi pada dirinya.
Injil Matius 5:3 “Berbahagialah orang miskin di hadapan Allah, karena  merekalah yang empunya kerajaan Surga”
Kita mengerti bahwa kalimat “Berbahagia. Pada kata miskin di atas, bukanlah kata kompromi Tuhan Yesus terhadap orang – orang miskin yang tidak mau berusaha untuk bangkit dari kemiskinannya, namun adalah tanda keajaiban Allah bagi umatnya yang mau memohon pertolongan Tuhan untuk di ubah menjadi di berkati, dari keadaan hidup yang buruk.
Keberpihakan Allah bagi orang – orang yang menderita sangatlah nyata dan kongkrit, tidak pernah menyia – nyiakan permintaan pertolongan dari Umat – Nya. Hal ini tidak berarti Allah terus menghendaki orang Percaya pada kondisi kemiskinan, namun Tuhan mau anak – anakNya bangkit dari keterpurukannya dan menjadi orang yang di berkati berkelimpahan.



BAB III
PENUTUP

A.                Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil, yaitu :
1.                  Secara luas kemiskinan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang atau keluarga dalam memenuhi kebutuhannya.
2.                  Kemiskinan dapat terjadi karena rendahnya kualitas yang dimiliki manusia tersebut.
3.                  Kemiskinan dapat membuat orang menjadi putus asa.
4.                  Pemerintah selalu berusaha untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.
5.                  Kemiskinan dapat menimbulkan berbagai macam masalah.

B.     Saran
Adapun saran yang penulis berikan bagi para pembaca adalah sebagai berikut :
1.                  Tingkatkanlah kualitas, melalui sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
2.                  Berjuanglah dengan keras jangan sampai putus asa.
3.                  Bantulah sesame yang tidak mampu.

Comments