1. Bukan Hanya Saya
Mengingatkan kita kembali tentang kisah Daniel, orang yang dapat memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, orang yang cakap yang bekerja dalam istana raja difitnah oleh orang-orang yang tidak suka kepadanya karena Daniel dianggap melawan perintah raja karena memohonkan doa atau permintaan bukan kepada raja yang ketika itu berkuasa, yaitu raja Darius, melainkan memohon kepada Allah lain, sehingga Daniel dimasukkan kedalam gua singa. Akhir kisah ini, Daniel selamat dari terkaman singa-singa karena Tuhan menyertainya. Daniel 6:26-29 mencatat bahwa raja Darius menulis surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa untuk takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup.
Penting bagi kita untuk menyadari, bahwa keseharian kita, cara kita hidup, berpakaian, berbicara, memperlakukan orang, dapat membuat orang lain melihat Allah yang kita sembah. Itulah mengapa, hal kecil yang kita perbuat, apapun itu, menghubungkan pribadi Allah yang mampu mengubahkan hidup orang banyak. Ketahuilah, dalam segala aspek kehidupan kita, hidup ini bukan hanya tentang kita, tetapi tentang Tuhan juga.
2. Dikoreksi
Kita tentunya ingat kisah tentang raja Daud yang berzinah dengan Batsyeba. Seperti kita ketahui, Batsyeba adalah istri panglima perang raja Daud bernama Uria. Karena keinginan daging raja Daud, ia tega dengan sengaja membiarkan Uria terbunuh di medan perang sehingga dia bisa memperistri Batsyeba. Apa yang telah dilakukan raja Daud adalah perbuatan keji dimata Tuhan, sehingga Tuhan memakai nabi Nathan untuk menegur Daud. Teguran ini membuat raja Daud menyadari dosa karena kesalahan dan kekejian yang ia lakukan. Daud memiliki kerendahan hati untuk mau dikoreksi oleh nabi Nathan.
Hal yang sama mungkin pernah kita lakukan. Melakukan kesalahan kepada keluarga atau teman kita yang membuat kita diselimuti rasa bersalah yang sedemikian rupa. Rasa bersalah dapat menghambat kita untuk memiliki hidup yang dimerdekakan. Keluarga, teman dan komunitas kita bisa dipakai Tuhan untuk mengoreksi hidup kita supaya kita terus berkenan di hadapan-Nya.
3. Investigasi Hati
Investigasi berarti mengungkapkan arti di balik sebuah masalah dengan mencatat, merekam fakta atas sebuah kejadian atau peristiwa. Investigasi hati berarti kita mengungkapkan apa yang ada di dalam hati kita sebagai respon kita terhadap sesuatu. Kita mengenal Ayub, sebagai orang yang saleh pada jamannya. Dia orang yang sangat kaya. Dalam kisahnya, kehidupannya sempurna, hingga iblis mencobai imannya melalui sakit dan kebangkrutan. Bagaimana respon Ayub saat itu? Dia kehilangan orang-orang yang dia kasihi, hartanya, bahkan istri dan seorang sahabatnya menghina Ayub. Bila kita menyadari kisah Ayub ini, kita belajar bahwa Ayub memiliki respon hati yang benar. Di akhir kisahnya, Tuhan mengembalikan kekayaan dan kebahagiaan Ayub. Kita perlu memeriksa hati kita, menyelidikinya untuk memiliki respon yang benar dalam segala keadaan.
4. Kemenangan Sejati
Kelahiran Yesus adalah sebuah karya penebusan yang agung, dimana Yesus yang disebut Anak Allah rela berkorban mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita. Kematiannya di kayu salib adalah bukti kemenangan-Nya atas maut. Kerelaan-Nya untuk mati bagi kita adalah karena begitu besar kasih Allah untuk kita. Peristiwa ini membuat kita semua menerima anugerah keselamatan yang besar oleh karena apa yang telah Yesus lakukan ribuan tahun yang lalu mampu mengubahkan hidup banyak orang di dunia.
Kemenangan sejati diwujudkan melalui hal-hal sederhana di sekitar kita. Mengasihi tanpa syarat. Kemenangan hanya dapat diperoleh dengan adanya pengorbanan atas dasar kasih. Bila kita mengasihi orang-orang di sekitar kita, itu berarti kita mulai mencoba berkorban untuk mereka. Kasihilah semua orang ! Di Matius 5:46-48, Yesus mengajar kepada banyak orang tentang mengasihi tidak pandang bulu. Kita tetap mengasihi orang yang memfitnah kita, mencibir kita. Jangan kita membalas apa yang mereka lakukan. Dengan kita tidak membalas, ada perasaan marah atau kesal yang kita buang, itulah pengorbanan, karena kita telah melawan ego kita, daging kita yang tersakiti. Yesus mengingatkan kita pentingnya mengasihi semua orang adalah kemenangan sejati.
5. Kerentanan
Sesungguhnya manusia tidak bisa hidup sendiri. Kita akan saling membutuhkan. Di pekerjaan, kita juga tidak bekerja sendiri, setiap hari kita dipertemukan dengan orang-orang yang membantu kita, mungkin kita menganggapnya sepele, misalnya seorang office boy yang membersihkan kantor kita. Dengan ia membantu membersihkan ruang kantor kita, membuat kita bisa bekerja dengan nyaman. Demikian halnya di rumah, seorang ibu membantu kita menyediakan makanan atau kita yang membantu mencuci piring, hal tersebut mengingatkan kita kembali bahwa kita rentan akan kesendirian, kita membutuhkan orang lain untuk “take part” dalam hidup kita.
Kerentanan perlu kita sadari dan akui, karena melalui hal ini orang lain dapat membantu kita memberikan jalan keluar.
6. Sadar
Dalam penderitaan ada banyak sekali alasan yang dapat membuat kita mudah mengeluh, bersungut-sungut kepada Tuhan, menyerah, tidak mempercayai Tuhan bahkan meninggalkan iman kita kepada Tuhan. Memang bukan persoalan yng mudah untuk tetap percaya kepada-Nya disaat keadaan kita penuh tantangan. Belajar melalui kisah Yusuf yang diberikan mimpi bahwa dia akan menjadi kepala. Semua keadaan yang dialami Yusuf, mulai dari dijual oleh saudara-saudaranya, difitnah oleh istri Potifar lalu dipenjara, sangat mungkin bagi Yusuf untuk memiliki banyak alasan untuk tidak mempercayai Tuhan dalam hidupnya. Tetapi Yusuf menyadari bahwa Tuhan berkuasa mengubahkan keadaannya.
Dalam menghadapi tantangan kehidupan, kita perlu sadar bahwa Tuhan mengendalikan seluruh aspek kehidupan manusia. Ukuran iman kita di dalam Dia teruji ketika kita mengalami tantangan. Tuhan berdaulat menjadikan yang mustahil menjadi mungkin, sakit menjadi sembuh, miskin menjadi kaya. Tuhan adalah Allah yang hidup. Kita harus tetap percaya kepada-Nya !
7. Sebuah Langkah Kecil
Jangan meremehkan hal-hal kecil di sekitar kita. Membuang sampah botol air mineral atau plastik pembungkus makanan sembarangan yang dilakukan berulang-ulang karena kebiasaan dapat menyebabkan hal besar terjadi, seperti banjir. Demikian halnya dalam kehidupan kita, seringkali kita menyepelekan hal kecil seperti disiplin membaca firman Tuhan, berdoa, mencuci piring sehabis makan atau banyak hal lainnnya. Sebuah langkah kecil dimaksudkan Tuhan untuk kita memiliki ketekunan dan kesetiaan. Orang-orang yang setia dalam perkara kecil-lah yang dapat dipercayai perkara-perkara besar.
Dalam segala hal, baiklah kita mau setia memulai sebuah langkah kecil sekalipun banyak orang ingin menjadi besar, terkenal, viral secara instan. Apapun pekerjaan kita saat ini, mungkin dianggap kecil oleh orang lain, tetaplah setia melakukannya dan berikan yang terbaik seperti untuk Tuhan.
Comments
Post a Comment