INDAH PADA WAKTUNYA DIMATA TUHAN


Kalimat INDAH PADA WAKTUNYA sangat popular saat ini. Tetapi banyak orang salah memahami kalimat tersebut. Kalimat ini harus dipahami dengan benar, sebab pengertiannya tidak sederhana. Hal utama yang harus diperhatikan adalah apakah keindahan itu dan apakah ukuran keindahan tersebut? Kata indah berarti keadaan enak, menyenangkan dan membahagiakan untuk dipandang dan dirasakan. Dalam konteks ini, indah pada waktunya berarti pada waktu tertentu seseorang akan mengalami keadaan yang indah atau keadaan yang  membahagiakan. Bisa dimengerti kalau kalimat ini menjadi popular, sebab banyak orang memimpikan keadaan tersebut. Kalimat tersebut di lingkungan Kristen menjadi popular juga didorong oleh pengertian yang salah yaitu mengingini dunia ini menjadi “firdaus”. Masa depan yang penuh harapan dan waktu yang indah dipahami mereka sebagai masa dan waktu di bumi ini. ini salah.

Apakah ukuran keindahan itu? Ukuran keindahan haruslah dari sudut pandang Tuhan. Karena yang  indah bagi seseorang belum tentu indah di mata Tuhan. Manusia yang berdosa adalah manusia yang mata hatinya menjadi gelap sehingga tidak mampu memahami apa yang indah menurut Tuhan. Tuhan Yesus berkata: Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, betapa gelapnya kegelapan itu, (Matius 2:22-23). Untuk menemukan apa yang indah itu seseorang harus belajar kebenaran sehingga mata hatinya tercelik untuk memahaminya. Keindahan adalah Tuhan sendiri dan segala sesuatu yang berguna bagi kepentingan Tuhan atau bagi kemuliaan Allah. Oleh sebab itu, segala sesuatu yang orang percaya lakukan dan semua saran yang dimiliki harus digunakan bagi Tuhan. Seperti di dalam 1 Korintus 10:31 mengatakan “Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Tuhan”.

Kalimat INDAH PADA WAKTUNYA hendaknya tidak dipahami bahwa keindahan itu datang dengan sendirinya sesuai dengan jadwalnya. Seakan-akan keindahan itu datangnya hanya oleh anugerah Tuhan semata-semata tanpa peran manusia sama sekali. Dalam hal ini seakan-akan Tuhan sudah menentukan “momentum’-nya. Ada penyusunan “time table” oleh Tuhan yang bersifat mutlak; tidak bisa diubah. Kalau seseorang berpikir bahwa keindahan akan terwujud sesuai jadwal Tuhan yang ketat dan tidak seorang pun dapat menunda serta membatalkannya, berarti Tuhan bertindak secara otoriter dan absolut atas ciptaanya-Nya. Segala sesuatu ada dalam scenario Tuhan. Manusia hanya menerima saja apa yang telah ditentukan dalam kedaulan-Nya yang mutlak. Dalam hal ini manusia hanya menjadi obyek semata-mata, tanpa hak dan kewajiban. Manusia hanya menunggu waktu dimana Tuhan memberikan keindahan.

Konsep di atas ini menempatkan manusia hanya menerima saja apa yang ditentukan baginya, termasuk juga mengenai jadwal waktunya, mestinya tidak demikian. Tuhan adalah Tuhan memberi kehendak bebas kepada manusia. Manusia dapat menentukan takdirnya sendiri, baik meliputi kehidupannya yang sementara di bumi maupun nasib kekalnya. Sama seperti Adam menentukan takdirnya sendiri. Kejatuhan manusia ke dalam dosa tentu bukan karena scenario Tuhan. Tuhan memberi manusia kebebasan untuk menentukan keadaanya. Tuhan pun tidak mencegah ketika Hawa memetik buah itu dan memberikannya kepada suaminya. Akhirnya bukan keindahan yang datang tetapi kutuk. Mereka tidak mengenal keindahan yang datang pada waktunya karena mereka telah kehilangan keindahan itu untuk selamanya.

Seorang pelajar yang malas tidak bisa berkata mengenai studinya akan “indah pada waktunya”. Ia tidak akan mengalami keindahan sampai kapan pun. Seorang yang tidak menjaga pola hidup dan pola makan yang baik tidak berhak mengatakan indah pada waktunya berkenan dengan kesehatan tubuhnya. Yang ada adalah sakit dan kematian pada waktunya. Bagaimana pun manusia harus tunduk kepada hukum tabur tuai. Apa yang ditabur seseorang itulah yang akan dituainya (Galatia 6:7, Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya). Berkenan dengan waktu atau saat yang indah yang dinantikan, manusia itu sendiri ikut berperan dalam mewujudkan “momentumnya”. Jadi bukan secara mutlak dan absolut Tuhan menetapkannya. Dalam hal ini manusia dilibatkan untuk menentukkan “takdirnya”.

Berkenan dengan keindahan yaitu menjadi serupa dengan dengan Tuhan Yesus, hal ini tidak bisa terjadi dengan sendirinya dan dalam waktu singkat. Tuhan sendiri tidak mengadakan “sulapan” untuk mengubah orang pilihan-Nya yang mengasihi Dia. Melalui perjalanan waktu yang panjang seorang anak Tuhan yang mengasihi Tuhan diproses Tuhan secara luar biasa melalui segala peristiwa yang diijinkan Tuhan terjadi. Perubahan itu bisa terjadi setelah seorang anak Tuhan menerima didikan Bapa dalam waktu yang panjang. Kalau orang tua di bumi ini mendidik dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka pandang baik, tetapi Bapa di surga menghajar orang percaya agar dapar mengambil bagian dalam kekudusan-Nya (Ibrani 12:9-10, Selanjutnya dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya).

Indah pada waktunya berarti pada waktunya setelah mengalami proses pembentukan Tuhan seseorang menjadi seperti Tuhan Yesus, sehingga seseorang layak dipermuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Kemuliaan bersama-sama dengan Tuhan Yesus adalah puncak dari keindahan dimana orang percaya menyaksikan penggenapan dari rencana Bapa yaitu membangun Kerajaan bagi Putra Tunggal-Nya; dimana setiap lutut berlutut dan setiap lidah mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan bagi kemuliaan Allah Bapa. Pada akhirnya, keindahan adalah kerjasama antara manusia dan Roh Kudus yang menuntun orang percaya kepada segala kebenaran. Berdirinya Kerajaan Allah pun melibatkan peran manusia, bahkan manusia pun turut serta mempercepat kedatangan Tuhan.

Comments